Skip to main content

Bukan untuk Hari Ini, Mungkin Esok atau Lusa

Aku seorang biasa, bahkan mungkin bisa dibilang terbelakang meskipun bukan secara fisik atau mental, tapi secara "ekonomi". Sebagaimana lumrahnya manusia, akupun memiliki beribu bahkan berjuta keinginan dalam hidup yang hanya sementara ini. Itu sangat manusiawi, bukan berarti aku hanya memikirkan duniawi, tapi semua itu saling terkait.

Aku terlahir sebagai seorang muslim dan tumbuh dalam keluarga muslim yang cukup taat serta gemar belajar dan mendalami ilmu-ilmu keislaman (agama), biasanya sesuatu yang seperti demikian disebut orang dengan kata kiasan "agamis". Well, apapun, mungkin itu anggapan orang-orang diluar sana, meskipun sebenarnya juga keluargaku masih banyak  mengkaji tentang muatan-muatan, nilai-nilai islam itu sendiri.

Aku tumbuh hingga besar dengan berpindah-pindah tempat tinggal (rumah), mulai dari di Kota Pasuruan, Trenggalek, Surabaya, Sidoarjo, Kab. Pasuruan, hingga kembali lagi ke Sidoarjo dan berpindah-pindah di sekitar Sidoarjo saja.

Dalam hal pendidikan keluargaku mengutamakan pendidikan dan menganggap pendidikan sebagai suatu hal yang sangat "urgen", baik dalam pendidikan formal maupun non-formal, orang tuaku akan selalu mendukung dan mengusahakan untuk membentuk anak-anak yang terdidik, baik melalui institusi pendidikan (sekolah, lembaga bimbingan belajar, les, TPQ, dsb), lingkungan dan masyarakat, serta tentunya elemen keluarga.

Bukan bermaksud tinggi hati atau menyombongkan diri, aku terbilang cukup berprestasi dan pandai dalam pendidikan yang aku ikuti. Sejak SD aku selalu masuk dalam 3, bahkan 2 besar peringkat terbaik hingga bahkan aku keluar sebagai lulusan terbaik SD-ku kala itu. Di SMP meskipun prestasiku tidak terlalu mentereng seperti di SD, tapi aku masih terbilang cukup pandai dan disegani (dihargai) dan dianggap cukup pintar. Puncaknya ketika SMK aku masuk di Jurusan Multimedia aku selama 3 tahun selalu meraih peringkat pertama dan selalu direkomendasikan oleh guru dan pimpinan-pimpinan sekolah bilamana terdapat kegiatan-kegiatan lain seperti expo pendidikan, lomba, dan sebagainya.

Dalam perjalananku banyak sekali liku-liku yang kuhadapi, beserta keluarga tentunya. Aku terlahir pada Sabtu, 15 Januari 1994 masehi, dalam kalender jawa ataupun hijriyahnya aku kurang paham kapan (mungkin pengaruh interaksi keseharian masyarakat yang selalu menggunakan kalender masehi). Aku putra pertama dari dua bersaudara, adikku laki-laki dan terlahir di dunia pada 12 Oktober 2003 (sekitar sembilan tahun selisihnya denganku).

Kini, aku tengah menempuh studi strata satu di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur, dan belum lulus (padahal sudah semester 10).

Dalam tulisan ini, aku ingin bercerita tentang rasaku, benakku, dan "mungkin" takdir atau kehendak ilahi yang dituliskan terhadapku.

Sejak terlahir hingga kini aku (dan keluarga) berada di garis kemiskinan, meskipun aku menyukuri bahwa aku (kami) masih bisa makan dengan rutin (teratur) setiap harinya, masih memiliki tempat tinggal (walaupun sewa tahunan), kebutuhan-kebutuhan primer kami tercukupi (meski harus pontang-panting dan seringkali berhutang).

Masa kecilku kuhabiskan layaknya anak-anak kecil umumnya, sekolah, bermain, mengaji, dan seterusnya. Namun satu yang kusyukuri, yaitu bahwa orang tuaku selalu mendidikku untuk dekat dengan masjid (dalam artian selalu mendekatkan diri pada sang Illah). Tapi akupun bukanlah seorang hamba dan anak yang sempurna yang selalu lurus dalam bimbingan. Aku juga pernah menemui "the dark age" yang terjadi pada diriku, dimana aku sangat jauh dari nilai-nilai yang telah diajarkan orang tuaku, nilai-nilai islam yang ditanamkan selama ini.

Belakangan aku mulaii tersadar betapa menyesal diriku yang  selalu menuruti nafsu diri dan bisikan "syaitan" (baik iblis ataupun manusia). Akupun tersadar mengapa selama ini berbagai harapanku, berbagai ekspektasiku sangat jauh dari realita kehidupanku, tentunya karena aku enggan mendekat pada pemilik tubuh ini (sang pencipta, Allah). Aku merasa sangat berdosa, bersalah, hina diri dimana aku berada sangat jauh dari-Nya, namun Dia tetap memerhatikanku dengan tetap memberikan rizkinya, memberikan kesehatan padaku, memberikan berbagai nikmatnya.

Kucoba tuk berubah meski terlambat, mungkin apa kata pepatah itu bahwa "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali". Mungkin itulah juga yang berlaku padaku. Lekas menyadari kesalahan dan lekas berbenah, meski perlahan demi perlahan, namun Wallahua'lam semoga Allah menilai segala niat berubah tersebut meski sedikit demi sedikit. Harapanku semoga aku bisa semakin mendekat dan tentunya Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya berada dalam "kesusahan" yang berkepanjangan (terus-menerus), bila kita mau mendekati-Nya, Dia juga akan segan dan mengampuni kita. Mungkin bukan kemarin atau hari ini impian-impianku akan dikabulkan-Nya, tapi kini aku yakin setelah kegelapan yang kujalani, aku menatap mantap kembali pada jalan-Nya dan memperkuat keagamaan sebagaimana diajarkan keluargaku sejak kecil, dan aku meyakini bahwa Allah pasti akan menghadirkan impian-impian itu esok atau lusa, entah di dunia ataupun di akhirat.

Comments

Popular posts from this blog

MEMBUAT LOADING PAGE SAAT MASUK BLOG

selamat dini hari saudara :) setelah lama sekali vakum dari dunia per-bloging-an (haha alay) akhirnya bisa bloging dan berbagi lagi dengan kawan-kawan sekalian nah, kali ini saya akan berbagi tentang caranya "Membuat Loading Page Saat Masuk Blog" nah, kalau lihat judulnya saja, lihat kata-katanya "loading" pastinya sudah tau dengan yang saya maksud. Kalau belum tau, dicoba aja, nanti pasti tau juga, contohnya bisa lihat saat kalian mengakses blog ini dan sedang loading pasti keliatan ada animasi loadingnya :D :P ok, langsung ke TKP saja kawan :) 1. Login Blogger 2. Masuk ke menu Template 3. Pilih Edit HTML 4. cari kode </head> lalu paste kode berikut tepat diatasnya :) <!-- Loading Page Script --> <style type='text/css'> /* add loading image */ body { background:#4B4B4B url( http://fc03.deviantart.net/fs71/f/2013/003/6/9/partart_loading_boredoom_6_by_g2k2007-d5q8zyt.gif ) no-repeat fixed center; } /* hide page div */ #